By TwitterIcon.com


JEJAK PERBATASAN

BERBURU RUPIAH DI PEDALAMAN INDONESIA


Bagi sebagian orang di luar pulau Kalimantan, banyak yang berpikiran kalau bekerja di Kalimantan, apalagi di perusahaan-perusahaan pertambangan seperti minyak, emas atau batubara, adalah pekerjaan yang dapat memberikan masukan rupiah yang cukup besar, oleh sebab itu banyak pendatang mencoba mengadu nasib di pedalaman Kalimantan, walaupun hanya dengan sedikit keahlian. Salah satu profesi yang menjadi pilihan adalah profesi sebagai supir truk pada perusahaan pertambangan di pedalaman Kalimantan.

Sebagai seorang supir pada sebuah perusahaan pertambangan, mungkin boleh dibilang dapat memberikan penghasilan yang cukup besar, kalau diperkirakan perbulan sekitar 3 – 4 juta. Sebuah penghasilan yang cukup besar bagi seseorang dengan profesi sebagai supir . lalu seperti apa sih keadaan dipedalaman Kalimantan bagi para pemburu rupiah? Apakah rupiah yang mereka dapatkan seimbang dengan pekerjaan yang mereka lakukan?

Dalam hal ini, saya hanya ingin memberikan apresiasi bagi para pemburu rupiah, yang sudah berani melakukan sebuah pekerjaan yang luar biasa, seorang suami yang berani meninggalkan sanak keluarganya untuk mencari penghidupan yang lebih baik, seorang ayah yang bertanggung jawab mencari nafkah bagi keluarganya siang malam di pedalaman Kalimantan, seorang teman yang layak untuk dihargai.

Tulisan ini saya buat, karena terinspirasi ketika saya melihat orang-orang pemberani dengan pekerjaan yang luar biasa, sebuah profesi yang tidak mudah, yakni sebagai supir truk dipedalaman pulau di Kalimantan pada sebuah perusahaan batu bara.

Pada suatu pagi, hujan rintik-rintik masih terus mengguyur pedalaman Kalimantan, hujan ini sudah berlangsung sejak malam hari. Aku dan beberapa teman ada rencana untuk pergi ke kota mencari beberapa kebutuhan yang kami perlukan di camp. Kami pun harus melewati jalan tanah merah sekitar 3 jam perjalanan menuju kota, itupun jika dalam keadaan normal. Namun karena hujan yang berlangsung dari malam sampai siang, jalan yang harus kami laluipun jauh lebih sulit, karena jalanannya yang licin berkelok dan memiliki beberapa tanjakan serta jurang-jurang yang selalu siap menyambut setiap mobil yang melewatinya.



Setiap harinya, jalan dengan tanah merah tersebut dilalui oleh truk-truk loading sebuah perusahaan batu bara. Jika cuaca cerah, jalanan tersebut tidak licin, tetapi jika kita berpapasan dengan mobil lain, maka mobil pun harus berhenti sejenak, karena keadaan jalan yang berdebu seperti asap menutupi jalanan, jarak pandangpun hanya sekitar beberapa meter saja. Jalanan tersebut akan terasa lebih sulit ketika cuaca hujan, medan jalan yang licin dengan hiasan jurang-jurang serta tanjakan curam, sudah siap menanti truk-truk pengangkut batubara yang lewat, seperti buaya yang sedang menanti mangsanya.
Tiba-tiba seorang teman berteriak “waduh ada manuver lagi nih” sebuah istilah untuk menggambarkan kesulitan truk-truk yang melewati tanjakan licin dengan sisi jurang. Ternyata manuver trukpun saya saksikan beberapa kali. Saya menyaksikan seorang supir sedang bertarung menghadapi medan jalan yang sulit, seperti sebuah arena rodeo. Beberapa supir terlihat saling bekerja sama mengatur lalu lintas setiap truk yang sedang lewat, ketika menghadapi tanjakan merekapun bergantian menunjukan keahliannya menaklukan tanjakan yang licin tersebut. Tidak semua berhasil, beberapa mobil truk terlihat tergelincir kesisi jurang, bahkan ada yang terbalik, atau hanya sekedar engine mati karena kelelahan.




Pemandangan-pemandangan penuh resiko tersebut kita saksikan sepanjang perjalanan dari camp ke kota. Seperti sebuah game petualangan, jika mampu lewat level 1 maka anda bisa hadapi level selanjutnya, kalau tidak anda game over. Sepanjang jalanpun banyak saya saksikan truk-truk yang tergelincir dan tidak sanggup melanjutkan perjalanan.

Truk tergelincir atau terbalik, bukan lagi hal yang baru dan aneh untuk dilihat. Kejadian serupa selalu terjadi, setiap kali hujan mengguyur jalanan tersebut, seakan Tuhan sedang menguji kemampuan mental dan fisik mereka. Sikap mental pemberani plus sedikit nekat, dipertontonkan setiap supir truk yang sedang memperjuangkan nasibnya, nasib keluarganya di kampung halaman. Sebenarnya, jika mereka mau saja bersabar menunggu jalanan kering, mungkin kejadian serupa tidak akan terulang, namun entah apa yang ada dalam benak mereka, aksi nekatpun selalu saja mereka ulangi, sehingga kejadian yang sama pun pasti terjadi, seperti sebuah perjuadian nasib, anda beruntung ya selamat, jika anda kurang beruntung maka ………... Apa yang ada dalam pikiran mereka mungkin pada umumnya sama, mencoba untuk terus mencari nafkah bagi keluarganya yang sedang menanti cemas dirumah, berharap dapat membawa rejeki lebih untuk anak-anak tercinta.

Saat matahari mulai tenggelam, sebagian orang sudah mulai kembali kerumah masing-masing, meninggalkan pekerjaannya untuk kembali bercengkrama atau hanya sekedar bercanda dengan istri dan anak-anaknya. Tapi tidaklah demikian, kejadian yang harus dilewati para petarung jalanan di Pedalaman Kalimantan, Mereka masih harus terus berjuang mempertahankan niatnya. Sebuah niat tulus terhadap keluarga yang mereka cintai, sebuah pengorbanan sebagai bentuk tanggung jawab sebagai kepala keluarga.





Tinggalkan Jejak Anda Dalam Bentuk Komentar
Bola Lover
  • Digg
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Google
  • StumbleUpon
  • Technorati
  • TwitThis

0 Comments:

Posting Komentar

 
Kontes SEO indositehost.com